MENITI AS-SHIRAT AL-MUSTAQIM*
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ﴿٦﴾صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
Tunjukilah
kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau
beri nikmat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan
(pula jalan) mereka yang sesat. [Al-Fâtihah/1:6-7]
Itulah
diantara permohonan yang selalu diucapkan oleh setiap Muslim yang
mendirikan shalat. Ucapan itu diulangi dalam setiap raka’at shalatnya.
Jika dalam sehari semalam diwajibkan bagi setiap Muslim untuk melakukan
shalat sebanyak 17 raka’at, berarti dia juga memanjatkan permohonan itu
sebanyak 17 kali sehari semalam. Sebuah permohonan yang tidak bisa
dibilang sedikit. Tahukah kita, apa yang disebut as-shirâtul mustaqîm
(jalan yang lurus itu)? Bagaimanakah caranya supaya menjadi orang yang
berjalan di atas yang lurus tersebut? Apa saja yang bisa menjauhkan atau
membelokkan orang dari jalan itu?
Itulah beberapa point yang kita uraikan dalam pembahasan kali ini.
*1. Petunjuk Kearah Jalan Yang Lurus Itu Merupakan Anugerah Dari Allâh Azza Wa Jalla Semata*
Allâh
Azza wa Jalla yang maha pemberi petunjuk akan memberikan petunjuk
kepada orang yang dikehendaki-Nya dan tidak memberikannya kepada orang
yang dikehendaki-Nya pula. Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَىٰ دَارِ السَّلَامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Allâh
menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). [Yunus/10:25]
Dalam ayat yang lain, Allâh Azza wa Jalla berfirman:
فَإِنَّ
اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۖ فَلَا تَذْهَبْ
نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
Maka
Sesungguhnya Allâh menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki
siapa yang dikehendaki-Nya; Maka janganlah dirimu binasa Karena
kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allâh Maha mengetahui apa yang
mereka perbuat. [Fathir/35:8]
Jadi hidayah itu hanya berada di
tangan Allâh Azza wa Jalla . Dia memberikannya kepada siapapun yang
dikehendaki-Nya. Dari sini, kita seharusnya sudah menyadari, betapa kita
sangat butuh untuk terus-menerus memohon kepada Allâh Azza wa Jalla
semata agar Dia memberikan petunjuk kepada kita untuk bisa berjalan di
atas as-shirâtul mustaqîm (jalan yang lurus tersebut).
Dalam doa qunut, kita diajarkan untuk mengucapkan:
اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ
Wahai Allâh! Berilah petunjuk kepadaku pada orang-orang yangtelah Engkau beri petunjuk[1]
Dalam hadits Ali Radhiyallahu anhu, dia mengatakan, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Katakanlah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ
Wahai Allâh! Aku memohon petunjuk dan kebenaran kepada-Mu[2]
Dalam
hadits al-Barra’ Radhiyallahu anhu, dia mengatakan bahwa Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada saat perang Khandak:
اللَّهُمَّ لَوْلا أَنْتَ مَا اهْتَدَيْنَا وَلا تَصَدَّقْنَا وَلا صَلَّيْنَا
Wahai
Allâh! Kalau bukan karena Engkau, maka pasti kami tidak mendapatkan
petunjuk, tidak bersedekah dan juga tidak bisa shalat.[3]
Hidayah
itu hanya berada di tangan Allâh Azza wa Jalla . Dialah yang memberikan
petunjuk kepada siapapun yang dikehendaki-Nya menuju jalan yang lurus.
Jika Allâh Azza wa Jalla tidak memberikan petunjuk kepada seseorang,
maka bisa dipastikan dia akan tersesat dalam kehidupan dunia ini. Karena
kehidupan dunia ini penuh dengan fitnah dan berbagai hal yang bisa
memalingkan seseorang dari jalan yang lurus. Diantaranya syaitan, teman
sejawat yang buruk juga nafsu yang selalu mengajak kepada keburukan.
Oleh karena itu ada ulama yang mengatakan, “Bukan suatu yang
mengherankan tentang orang yang binasa, bagaimana dia bisa binasa?! Akan
tetapi yang mengherankan yaitu tentang orang yang selamat, bagaimana
dia bisa selamat?” Karena penghalang-penghalang itu banyak dan tidak ada
yang bisa menyelamatkan dari ketentuan Allâh kecuali orang dirahmati
Allâh Azza wa Jalla. hidayah (petunjuk) adalah karunia dari Allâh Azza
wa Jalla .
Dan hendaknya kita menyadari bahwa kita sangat membutuhkan hidayah Allâh Azza wa Jalla itu agar bisa meniti jalan yang lurus.
...........................................
[Disalin
dari majalah As-Sunnah Edisi 07/Tahun XXI/1439H/2017M. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo
_______
Footnote
[1] HR. Abu Daud, no. 1425. hadits ini dinyatakan Shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Sunan Abi Daud, 1/392
[2] HR. Muslim, no. 2725
[3] HR. Al-Bukhâri, no. 3034 dan Muslim, no. 1804....................✍🏻
No comments:
Post a Comment