Penyempurna dari semua kenikmatan
✍️ Keberadaan agama Islam adalah penyempuma seluruh kenikmatan Allah atas hamba-Nya sebagaimana firman Allah:
الْيَوْمَ يَئِسَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ دِينِكُمْ فَلاَ تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِ، الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
"Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku.
Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (Al Maaidah: 3).
Imam Ibnu Katsir رحمه الله berkata,
“Ayat ini menunjukkan nikmat Allah yang paling besar, yaitu ketika Allah menyempurnakan agama bagi manusia sehingga mereka tidak lagi membutuhkan agama selain islam, tidak membutuhkan seorang nabi pun selain nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena itulah Allah ta’ala mengutus beliau sebagai nabi penutup para nabi dan mengutus beliau kepada manusia dan jin. Tidak ada sesuatu yang halal melainkan yang Allah halalkan, tidak ada sesuatu yang haram melainkan yang Allah haramkan dan tidak ada agama kecuali perkara yang di syariatkan-Nya.” (Tafsir Al-Qur'an Al-Adhim, Ibnu Katsir)
Sebelum Nabi Sholallohu’alaihi wasallam wafat, beliau telah meninggalkan ajaran yang bersih dan putih cemerlang, malamnya laksana siangnya, dan siapa yang berpaling darinya maka ia pasti akan hancur dan binasa. Sebagaimana sabdanya,
تَرَكْتُكُمْ عَلَى الْبَيْضَاءِ لَيْلُهَا كَنَهَارِهَا لَا يَزِيغُ عَنْهَا بَعْدِي إِلَّا هَالِكٌ.
“Aku tinggalkan kalian dalam suatu keadaan terang-benderang, siangnya seperti malamnya. Tidak ada yang berpaling dari keadaan tersebut kecuali ia pasti celaka.” (HR. Ibnu Majah, 43 dishahihkan Al-Albany)
Pada masa generasi pertama, Umat Islam menjadi umat rahmatan lil 'alamin karena mereka istiqamah di atas petunjuk dan memiliki ikatan batin serta hati yang satu dan terjaga dari hawa nafsu sehingga membuat mereka mampu istiqomah dalam rangka mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itulah para sahabat Nabi yang tidak mengenal kecuali hanya mentaati dan menjunjung tinggi sunnah dan ajaran beliau. Mereka tunduk dan patuh terhadap seluruh petunjuk dan kebenaran yang datang dari beiiau tanpa disertai sanggahan dan bantahan terhadap seluruh putusan syariat.
Begitulah suasana kehidupan generasi teladan, begitu pula generasi setelah mereka baik dari kalangan Tabi'in dan para ulama sunnah yang telah mendapat hidayah. Semoga Allah Subahanahu wata’aala meridhai mereka semuanya.
Wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment