✍️Dakwah kepada Islam yang hak, harus terus menerus dilanjutkan dari generasi ke generasi berikutnya. Tidak boleh mandek atau terhenti estafet dakwah ini kapanpun dan dalam kondisi apapun. Karena tugas dakwah adalah tugas mulia yang harus ikut mengemban amanah ini setiap generasi muslim.
Allah memerintahkan yang demikian ini dalam firman-nya,
وَلۡتَكُن مِّنكُمۡ أُمَّةࣱ یَدۡعُونَ إِلَى ٱلۡخَیۡرِ وَیَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَیَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِۚ وَأُو۟لَـٰۤىِٕكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, memerintahkan kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar.” (Ali Imran:104).
Imam Ath-Thobary رحمه الله berkata,
Perintah dalam ayat ini bersifat umum dan merupakan kewajiban atas setiap individu untuk melaksanakannya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Huruf (من) disitu berarti penjelas. Kalau menjadi penjelas maknanya jadilah kamu wahai kaum mukminin sebagai umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah kepada yang mungkar (Jami’ul Bayan, Imam At-Thabary 4/26).
Imam Ibnu Katsir, رحمه الله berkata,
Maksud dari ayat ini adalah jadilah kamu sekelompok orang dari umat yang melaksanakan kewajiban dakwah. Kewajiban ini wajib atas setiap muslim, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, telah bersabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم,
من رأى منكم منكرا فليغيره بيده، فإن لم يستطع فبلسانه، فإن لم يستطع فبقلبه، وذلك أضعف الإيمان.
“Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau tidak mampu, hendaklah mengubah dengan lisannya, kalau tidak mampu hendaklah mengubah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” Dan pada riwayat lain, “Dan setelah itu tidak ada iman sedikitpun.” (Tafsir Al-Qur’an Al-Adhim, Ibnu Katsir).
Dakwah mempunyai tujuan yang banyak sekali, namun pokoknya adalah tersebarnya kebenaran pada umat manusia khususnya kaum muslimin, lalu mereka bisa merubah pola pikir hidupnya dari jelek menjadi baik, dari beribadah kepada makhluk berubah menjadi beribadah kepada Khaliq. Lalu mereka membela Islam, mendakwahkan Islam semampunya hingga dengan usaha mereka setelah rahmat Allah manusia masuk Islam secara berbondong-bondong.
Alangkah bahayanya kalau dakwah itu sampai tidak berjalan, mandek total tanpa ada yang menjalankan, maka ketika itu adzab Allah akan turun ke bumi menimpa manusia semuanya. Apakah di dalamnya itu orang beriman atau bukan beriman.
Allah memberikan ancaman yang keras dengan azabnya manakala ummat ini meninggalkan dakwah dan amar makruf nahi munkar:
وَٱتَّقُوا۟ فِتۡنَةࣰ لَّا تُصِیبَنَّ ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ مِنكُمۡ خَاۤصَّةࣰۖ وَٱعۡلَمُوۤا۟ أَنَّ ٱللَّهَ شَدِیدُ ٱلۡعِقَابِ.
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang zhalim di antara kamu, dan ketahuilah Allah amat keras siksanya”. (Al-Anfal: 25).
Dan juga dengan dakwah akan menjadikan terhindarnya ummat dari kerusakan, kebinasaan serta terlepasnya tanggung jawab disisi Allah.
وَإِذۡ قَالَتۡ أُمَّةࣱ مِّنۡهُمۡ لِمَ تَعِظُونَ قَوۡمًا ٱللَّهُ مُهۡلِكُهُمۡ أَوۡ مُعَذِّبُهُمۡ عَذَابࣰا شَدِیدࣰاۖ قَالُوا۟ مَعۡذِرَةً إِلَىٰ رَبِّكُمۡ وَلَعَلَّهُمۡ یَتَّقُونَ. فَلَمَّا نَسُوا۟ مَا ذُكِّرُوا۟ بِهِۦۤ أَنجَیۡنَا ٱلَّذِینَ یَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلسُّوۤءِ وَأَخَذۡنَا ٱلَّذِینَ ظَلَمُوا۟ بِعَذَابِۭ بَـِٔیسِۭ بِمَا كَانُوا۟ یَفۡسُقُونَ.
"Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.
Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik."
(Al-A'raf: 164 - 165)
Berkata Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar,
Dan ingatlah juga wahai Nabi ketika suatu golongan dari penduduk negeri itu berkata kepada orang-orang shalih yang memberi nasehat bahwa mereka tidak dilarang untuk melaut: “Kenapa kalian menasehati kaum, sedangkan Allah akan membinasakan mereka di dunia, atau akan memberi mereka azab yang sangat berat di akhirat?” Para pemberi nasehat itu berkata: “Nasehat kami adalah suatu permohonan maaf yang kami mohonkan kepada Allah, agar kita leluasa meninggalkan sesuatu yang dilarang, yaitu supaya kita dimaafkan di sisi Allah dengan menunaikan kewajiban kita” dan supaya mereka bertakwa kepada Allah, lalu menghindari perbuatan maksiat yang bisa mereka kerjakan dan tidak melaut.
'Ikrimah menceritakan : "Pada suatu hari aku pernah datang kepada Ibnu Abbas. Saat itu Ibnu Abbas sedang menangis, dan ternyata ia sedang memegang mushaf di pangkuannya. Maka aku memberanikan diri untuk maju dan duduk di dekatnya, lalu aku bertanya, 'Hai Ibnu Abbas, apakah yang membuatmu menangis? Semoga Allah menjadikan diriku sebagai tebusanmu.' Ibnu Abbas menjawab, 'Karena lembaran-lembaran ini'." Ternyata lembaran-lembaran yang dimaksud adalah surat Al-A'raf. Lalu Ibnu Abbas menceritakan kisah kaum Yahudi tatkala mereka kembali pada hari sabtu untuk mengambil ikan-ikan mereka, lalu Ibnu Abbas berkata : kemudian suatu golongan dari mereka melanggar aturan itu dan mengambil ikan-ika itu, dan orang-orang dari golongan kanan berlepas diri dan mengingkari perbutan golongan pelanggar itu, begitu juga dari golongan kiri berlepas diri dan mereka membiarkan golongan pelanggar itu berbuat.. Kemudian Ibnu Abbas membaca satu ayat :
{ فَلَمَّا نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ أَنْجَيْنَا الَّذِينَ يَنْهَوْنَ عَنِ السُّوءِ وَأَخَذْنَا الَّذِينَ ظَلَمُوا بِعَذَابٍ بَئِيسٍ }
"Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras" kemudian Ibnu Abbas melanjutkan : maka golongan yang telah melarang pelanggaran itu melihat bahwa diri mereka telah selamat dari ancaman ayat ini.
(Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar)
Akhir tujuan utama dakwah dan amar ma’ruf untuk mendapatkan predikat khairu ummah. Sebab seandainya umat ini tak mau berdakwah, maka akan mengalami kerugian dan kemunduran dalam pelbagai aspek kehidupan. Mulianya umat adalah dengan dakwah, dan kerugiannya juga akibat meninggalkan dakwah. Allah berfirman:
كُنتُمۡ خَیۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِۗ.
”Kamu semua adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia menyuruh kepada yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (Ali Imran: 110).
Wallahu a'lam
No comments:
Post a Comment