JALAN MENUJU SURGA PENUH DENGAN RINTANGAN
Bismillah
Syaikh as-Sa'di rahimahullahu ta’ala menyebutkan dalam tafsir (surat al-Baqarah: 214):
"Sesungguhnya
telah terjadi pada umat-umat terdahulu apa yang diceritakan oleh Allah
tentang mereka, “mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,”
yakni, kemiskinan dan penyakit pada tubuh mereka, “serta digoncangkan
(dengan bermacam macam cobaan),” dengan berbagai macam ketakutan seperti
ancaman pembunuhan dan pengusiran, harta mereka diambil, pembunuhan
orang-orang yang dicintai, dan macam-macam hal yang berbahaya hingga
kondisi mereka memuncak dan goncangan itu membuat mereka merasa bahwa
kedatangan pertolongan Allah itu lambat padahal mereka yakin akan
kedatangannya. Akan tetapi karena situasi yang dahsyat dan kesulitan itu
hingga berkatalah “Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya,
‘Bilakah datangnya pertolongan Allah?’
Dan ketika datang
pertolongan Allah pada kesusahan, dan setiap kali perkara telah terasa
sulit kemudian menjadi lapang, Allah berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya
pertolongan Allah itu dekat.”
Demikianlah setiap orang yang
menegakkan kebenaran itu pasti akan diuji, dan ketika persoalannya
semakin sulit dan susah lalu dia bersabar dan tegar menghadapinya,
niscaya ujian tersebut akan berubah menjadi anugerah untuknya, dan
segala kesulitan itu menjadi ketenangan.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda:
حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ وَحُفَّتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ
“Surga itu diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang disukai syahwat.”
(HR. Muslim no. 5178)
Al Imam an-Nawawi rahimahullahu ta’ala menjelaskan dalam syarah hadits tersebut:
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa seseorang itu tidak akan masuk
surga sehingga mengamalkan perkara-perkara yang dibenci jiwa,
begitupula sebaliknya seseorang itu tidak akan masuk neraka sehingga ia
mengamalkan perkara-perkara yang disenangi oleh syahwat.
Diantara
amalan-amalan yang dibenci jiwa, seperti halnya bersungguh-sungguh
dalam beribadah kepada Allah Ta’ala serta menekuninya, bersabar disaat
berat menjalankannya, menahan amarah, memaafkan orang lain, berlaku
lemah lembut, bershadaqah, berbuat baik kepada orang yang pernah berbuat
salah, bersabar untuk tidak memperturutkan hawa nafsu dan yang lainnya.
Sementara perkara yang menghiasi neraka adalah perkara-perkara yang
disukai syahwat yang jelas keharamannya.
Waallahu a'lam
(Asy-Syamil.com)Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)
No comments:
Post a Comment