Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah wa ba'du.
Konsekuensi dan tanda-tanda cinta kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
1. Mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengharuskan adanya pengagungan, memuliakan, meneladani beliau dan mendahulukan sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam atas segala ucapan makhluk serta mengagungkan Sunnah-Sunnahnya.
2. Mentaati apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan.
Allah memerintahkan setiap Muslim dan Muslimah untuk taat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena dengan taat kepada beliau menjadi sebab seseorang masuk Surga.
Kita wajib mentaati Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menjalankan apa yang diperintahkannya dan meninggalkan apa yang dilarangnya. Hal ini merupakan konsekuensi dari syahadat (kesaksian) bahwa beliau adalah Rasul (utusan) Allah. Dalam banyak ayat Al-Quran, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk mentaati Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di antaranya ada yang diiringi dengan perintah taat kepada Allah, sebagaimana firmanNya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya." [QS. An-Nisaa: 59]
Tekadang pula Allah mengancam orang yang mendurhakai RasulNya, sebagaimana dalam firmanNya:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
"Maka hendaklah orang-orang yang melanggar perintah Rasul takut akan ditimpa fitnah (cobaan) atau ditimpa azab yang pedih." [QS. An-Nuur: 63]
Artinya hendaknya mereka takut jika hatinya ditimpa fitnah kekufuran, nifaq, bid’ah atau siksa pedih di dunia, baik berupa pembunuhan, had, pemenjaraan atau siksa-siksa lain yang disegerakan. [Tafsiir Ibnu Katsir (III/338), cet. Darus Salam]
Allah telah menjadikan ketaatan dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai sebab hamba mendapatkan kecintaan Allah dan ampunan atas dosa-dosanya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan ketaatan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai petunjuk dan mendurhakainya sebagai suatu kesesatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِن تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا
"Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk." [QS. An-Nuur: 54]
Allah mengabarkan bahwa pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam terdapat teladan yang baik bagi segenap umatnya. Allah berfirman:
لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah." [QS. Al-Ahzaab: 21]
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berkata: "Ayat yang mulia ini adalah pokok yang agung tentang meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berbagai perkataan, perbuatan dan perilakunya. Untuk itu, Allah Tabaraka wa Ta'ala memerintahkan manusia untuk meneladani sifat sabar, keteguhan, kepahlawanan, perjuangan dan kesabaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menanti pertolongan dari Rabbnya Azza wa Jalla ketika perang Ahzaab. Semoga Allah senantiasa mencurahkan shalawat dan salam kepada beliau hingga hari Kiamat." [Tafsiir Ibni Katsir (III/522-523), cet. Daarus Salaam]
3. Membenarkan apa yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berkata menurut hawa nafsunya.
4. Menahan diri dari apa yang dilarang dan dicegah oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumanNya." [QS. Al-Hasyr: 7]
5. Beribadah sesuai dengan apa yang beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam syariatkan, atau dengan kata lain ittiba’ kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Agama Islam sudah sempurna, tidak boleh ditambah dan tidak boleh dikurangi. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengajarkan umat Islam tentang bagaimana cara yang benar dalam beribadah kepada Allah, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menyampaikan semuanya. Oleh karena itu, umat Islam wajib ittiba kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mereka mendapatkan kecintaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kejayaan dan dimasukkan ke dalam SurgaNya.
Ittiba kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hukumnya adalah wajib, dan ittiba menunjukkan kecintaan seorang hamba kepada Allah Azza wa Jalla.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kamu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." [QS. Ali-Imran: 31]
Berkata Imam Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H): "Ayat ini adalah pemutus hukum bagi setiap orang yang mengaku mencintai Allah namun tidak mau menempuh jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka orang itu dusta dalam pengakuannya tersebut hingga ia mengikuti syariat dan agama yang dibawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam semua ucapan dan perbuatannya." [Tafsiir Ibni Katsiir (I/384), cet. Daarus Salam]
Di antara tanda cinta kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan mengamalkan Sunnahnya, menghidupkan, dan mengajak kaum Muslimin untuk mengamalkannya, serta berjuang membela As-Sunnah dari orang-orang yang mengingkari As-Sunnah dan melecehkannya.
Termasuk cinta kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah menolak dan mengingkari semua bentuk bid’ah, karena setiap bid’ah adalah sesat. Sebagian contoh-contoh bid’ah yang masih dilakukan kaum Muslimin seperti: Perayaan dan peringatan Maulid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, perayaan Isra’ Mi’raj, tawassul dengan orang mati, membangun kubur, dan yang lainnya. Semua ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabatnya.
[Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Quran dan As-Sunnah yang Shahih, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa]
والله أعلم، وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
💻 Sumber: https://almanhaj.or.id/2337-konsekuensi-dan-tanda-tanda-cinta-kepada-rasulullah-shallallahu-alaihi-wa-sallam.html
••••••✿❃❃⭑⭑❃❃✿••••••
💎 Permata Sunnah
Barakallahu Fiikum
No comments:
Post a Comment