TIDAK ADA ISTILAH “KULIT” UNTUK AJARAN ALLAH DAN RASUL-NYA

Keindahan sawah terasering di Shaanxi - Foto ANTARA News

Bismillah
Konsistensi dengan ajaran syariat dan mentaati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam akan mendatangkan hidayah dan menjauhkan dari kesesatan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

 قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَۚ فَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنَّمَا عَلَيْهِ مَا حُمِّلَ وَعَلَيْكُمْ مَّا حُمِّلْتُمْۗ وَاِنْ تُطِيْعُوْهُ تَهْتَدُوْاۗ وَمَا عَلَى الرَّسُوْلِ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ

"Katakanlah: 'Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.” (An-Nur 54)

Dan berfirman:

 اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ يَهْدِيْهِمْ رَبُّهُمْ بِاِيْمَانِهِمْۚ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ فِيْ جَنّٰتِ النَّعِيْمِ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya, di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam surga yang penuh kenikmatan." (Yunus 9)

Juga berfirman:

 وَيَزِيْدُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اهْتَدَوْا هُدًىۗ وَالْبٰقِيٰتُ الصّٰلِحٰتُ خَيْرٌ عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَّخَيْرٌ مَّرَدًّا

"Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk. Dan amal-amal shalih yang kekal itu lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu dan lebih baik kesudahannya." (Maryam 76)

Imam al-‘Izz bin ‘Abdus-Salam rahimahullah berkata,

"Tidak boleh mengatakan bahwa syariat itu qisyrun (kulit), padahal memuat banyak sekali manfaat dan kebaikan. Bagaimana bisa perintah untuk taat dan beriman disebut ‘kulit’?!
Siapapun yang melontarkan sebutan seperti ini tiada lain ia seorang yang dungu, celaka lagi kurang beradab. Seandainya pernyataan gurunya dikomentari sebagai qusyur (tidak penting) pastilah serta-merta ia akan mengingkari orang yang menanggapinya. Bagaimana ia bisa melontarkan predikat ‘kulit’ (tidak penting) kepada syariat, padahal syariat itu adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. Maka, orang bodoh ini pantas mendapatkan sanksi yang sesuai dengan kesalahannya ini.”
(Al-Fatawa al-Maushiliyyah 68-69, Nukilan dari ash Shawarifu ‘anil-Haqq, 72-73

 (Abu Minhal)

Distributed by HIJRAH SALAF
Click to join, follow and share at:

https://linktr.ee/Hijrahsalafusshalih

📎Sunnah dijaga dengan kebenaran, kejujuran, dan keadilan bukan dengan kedustaan dan kedhaliman."
(Ibnu Taimiyyah rahimahullahu)

Share:

DOAKANLAH SAUDARAMU DI SAAT DIA TIDAK MENGETAHUINYA

 
Hotel Terdekat dengan Terasering Sawah Tegallalang di Tegallalang |  Hotels.com

Inilah mungkin yang banyak dilupakan oleh banyak orang atau mungkin belum diketahui. Padahal di antara do’a yang mustajab (terijabahi/terkabul) adalah do’a seorang muslim kepada saudaranya.

Berikut kami bawakan beberapa hadits yang shahih yang dibawakan oleh Bukhari dalam kitabnya Adabul Mufrod. Bukhari membawakan bab dalam kitabnya tersebut:

Bab278 – Do’a Seseorang kepada Saudaranya di Saat Saudaranya Tidak Mengetahuinya. Semoga bermanfaat.

Hadits pertama

Dari Abu Bakar Ash Shidiq radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

“إن دعوة الأخ في الله تستجاب”

“Sesungguhnya do’a seseorang kepada saudaranya karena Allah adalah do’a yang mustajab (terkabulkan).“

(Shohih secara sanad)

Hadits kedua

Dari Shofwan bin ‘Abdillah bin Shofwan –istrinya adalah Ad Darda’ binti Abid Darda’-, beliau mengatakan,

قدمت عليهم الشام، فوجدت أم الدرداء في البيت، ولم أجد أبا الدرداء. قالت: أتريد الحج العام ؟ قلت : نعم. قالت: فادع الله لنا بخير؛ فإن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول

“Aku tiba di negeri Syam. Kemudian saya bertemu dengan Ummud Darda’ (ibu mertua Shofwan, pen) di rumah. Namun, saya tidak bertemu dengan Abud Darda’ (bapak mertua Shofwan, pen). Ummu Darda’ berkata, “Apakah engkau ingin berhaji tahun ini?” Aku (Shofwan) berkata, “Iya.”

Ummu Darda’ pun mengatakan, “Kalau begitu do’akanlah kebaikan padaku karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,”

: “إن دعوة المرء المسلم مستجابة لأخيه بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين، ولك بمثل”. قال: فلقيت أبا الدرداء في السوق، فقال مثل ذلك، يأثر عن النبي صلى الله عليه وسلم.

“Sesungguhnya do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.”

Shofwan pun mengatakan, “Aku pun bertemu Abu Darda’ di pasar, lalu Abu Darda’ mengatakan sebagaimana istrinya tadi. Abu Darda’ mengatakan bahwa dia menukilnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

(Shohih) Lihat Ash Shohihah (1399): [Muslim: 48-Kitab Adz Dzikr wad Du’aa’, hal. 88]

Hadits ketiga

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, beliau berkata bahwa seseorang mengatakan,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِمُحَمَّدٍ وَحْدَنَا

“Ya Allah ampunilah aku dan Muhammad saja!”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda,

لَقَدْ حَجَبْتَهَا عَنْ نَاسٍ كَثِيرٍ

“Sungguh engkau telah menyempitkan do’amu tadi dari do’a kepada orang banyak.”

(Shohih) Lihat Al Irwa’ (171): [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 27-Bab kasih sayang terhadap sesama manusia dan terhadap hewan ternak, dari Abu Hurairah]

Pelajaran yang dapat dipetik dari hadits-hadits di atas

Pertama: Islam sangat mendorong umatnya agar dapat mengikat hubungan antara saudaranya sesama muslim dalam berbagai keadaan dan di setiap saat.

Kedua: Do’a seorang muslim kepada saudaranya karena Allah di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang sangat utama dan do’a yang akan segera terijabahi (mustajab). Orang yang mendo’akan saudaranya tersebut akan mendapatkan semisal yang didapatkan oleh saudaranya.

Ketiga: Ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’a seorang muslim kepada suadaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya.

Keempat: Malaikat tidaklah mengaminkan do’a selain do’a dalam kebaikan.

Kelima: Sebagaimana terdapat dalam hadits ketiga di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingkari Arab Badui di mana dia membatasi rahmat Allah yang luas meliputi segala makhluk-Nya, lalu dibatasi hanya pada dirinya dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam saja.

Inilah beberapa pelajaran berharga dari hadits di atas. Janganlah lupakan saudaramu di setiap engkau bermunajat dan memanjatkan do’a kepada Allah, apalagi orang-orang yang telah memberikan kebaikan padamu terutama dalam masalah agama dan akhiratmu. Ingatlah ini!

Semoga Allah selalu menambahkan kepada kita ilmu yang bermanfaat.



Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber https://rumaysho.com/485-doakanlah-saudaramu-di-saat-dia-tidak-mengetahuinya-2.html

Via HijrahApp

Barakallahu fiikum

Share:

RENUNGAN SURAT AL AN'AM AYAT 84-88

 Ini Alasan Mu Cang Chai Bisa Jadi Pesaing Wisata Sawah di Bali - Travel  Tempo.co

 Dalam surah Al-An'am 84-88 Allah memuji para Nabi dalam rangkaian ayat secara berurutan. Kemudian Allah menutup pujian tersebut dengan firman-Nya:

{ وَلَوۡ أَشۡرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنۡهُم مَّا كَانُوا۟ یَعۡمَلُونَ }

"Sekiranya mereka berbuat kesyirikan pada Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan." [QS Al-An`am: 88]

Demikianlah betapa tegasnya Allah dalam urusan kesyirikan,
Dan tak ada ruang bagi siapa pun.

Sungguh merupakan sebuah renungan bagi kita semua..

Pada akhir ayat di atas Allah ﷻ menegaskan akan bahaya kesyirikan. Tentunya para nabi mustahil melakukan kesyirikan. Namun Allah ﷻ hendak menegaskan betapa bahayanya dosa syirik, sehingga Allah menyatakan bahwa kesyirikan akan menggugurkan segala amal seseorang dan melepas dari level yang telah ia capai sebelumnya, bahkan meskipun ia adalah seorang nabi. Allah ﷻ berfirman,

﴿وَإِذۡ قَالَ إِبۡرَٰهِيمُ رَبِّ ٱجۡعَلۡ هَٰذَا ٱلۡبَلَدَ ءَامِنٗا وَٱجۡنُبۡنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعۡبُدَ ٱلۡأَصۡنَامَ﴾

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)

Jika Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam yang merupakan bapaknya orang-orang yang bertauhid. Beliau masih khawatir dan selalu meminta keselamatan dari bahaya ke syirikan kepada Dzat Yang Maha membolak-balikkan hati.

Maka harusnya kita lebih khawatir dan senantiasa memohon kepada Allah agar selamat dari bahaya kesyirikan.

Sebab meski kita rajin puasa, shalat, sedekah, umroh, zakat, qurban, Namun jika kita berbuat kesyirikan maka lenyapkah semua amal yang pernah kita kerjakan.

Ya Allah, berikan kami taufiq dan hidayah Mu, serta jauhkan kami dari kesyirikan.

✍ Habibie Quotes

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Share:

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

LISTEN QURAN

Listen to Quran

Popular Posts

Blog Archive

Recent Posts

Pages