Tafsir Ibnu Katsir Surah Maryam ayat 88-95

tulisan arab alquran surat maryam ayat 88-95
Dan mereka berkata: ‘Yang Mahapemurah mengambil (mempunyai) anak.’ (QS. 19:88) Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat munkar, (QS. 19:89) hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, (QS. 19:90) karena mereka mendakwa Allah Yang Mahapemurah mempunyai anak. (QS. 19:9 1) Dan
tidak layak bagi Yang Mahapemurah mengambil (mempunyai) anak. (QS. 19:92) Tidak seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Yang Mahapemurah selaku seorang hamba. (QS. 19:93) Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti. (QS. 19:94) Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari Kiamat dengan sendiri-sendiri. (QS. 19:95)” (Maryam: 88-95)

Ketika Allah di dalam ayat yang mulia ini menetapkan`ubudiyyah `Isa as. dan menceritakan penciptaannya dari Maryam tanpa bapak, maka Dia mulai membahas tentang pengingkaran terhadap orang yang menduga bahwa Dia memiliki anak. Mahatinggi, Mahasuci dan Mahabersih, Dia setinggi-tinggi dan seagung-agung-Nya dari semua itu.

Allah berfirman: wa qaalut takhadzar rahmaanu waladal laqad ji’tum (“Dan mereka berkata: Ar-Rahmaan memiliki anak.’ Sesungguhnya kamu telah mendatangkan”) dengan perkataanmu ini, syai-an iddan (“Sesuatu yangsangat munkar.”)

Ibnu `Abbas, Mujahid, Qatadah dan Malik berkata: “Yaitu perkara yang sangat besar.” Dikatakan iddan dengan kasrah hamzah atau fathah hamzah serta menyangkanya terdapat tiga bahasa, yang masyhur adalah yang pertama.

Firman-Nya: takaadus samaawaatu yatafath-tharna minHu wa tansyaqqul ardlu wa takhirrul jibaalu Haddan. An da’au lir rahmaani waladan (“Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mendakwa Allah Yang Mahapemurah mempunyai anak.”)

Hampir saja hal itu terjadi ketika terdengar perkataan-perkataan (tuduhan bahwa Allah mempunyai anak) yang keluar dari mulut orang-orang yang sangat berdosa, karena merasa ta’zhim kepada Rabb dan mengagungkan-Nya, padahal mereka adalah makhluk dan ciptaan-Nya. Sedangkan dasar-dasar dalam tauhid bahwa tidak ada Ilah kecuali Dia, tidak ada sekutu bagi-Nya, tidak ada tandingan-Nya, tidak memiliki anak, tidak memiliki kawan, dan tidak ada yang sebanding dengan-Nya. Bahkan, Dialah yang Mahaesa yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.

Dan di dalam segala sesuatu terdapat tanda yang menunjukkan bahwa Dia adalah Mahaesa.

Adh-Dhahhak berkata: “Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu,” yaitu terpecah berhamburan dikarenakan keagungan Allah. `Abdurrahman bin Zaid bin Aslam berkata: “Bumi belah disebabkan murka karena Allah.” Dan gunung-gunung “Haddan,”
Ibnu `Abbas mengatakan: “Hadman (hancur).” Sa’id bin Jubair berkata: “Haddan yaitu, sebagian demi sebagian hancur berantakan berturut-turut.”

Firman-Nya: wa maa yanbaghii lir rahmaani ay yattakhidza waladan (“Dan tidak layak bagi Rabb
Yang Mahapemurah mengambil [mempunyai] anak.”) Yaitu tidak patut dan tidak layak bagi-Nya karena keagungan dan kebesaran-Nya. Tidak ada satu makhluk-Nya yang sebanding dengan-Nya. Karena seluruh makhluk adalah hamba-Nya.

Dia berfirman: in kullu man fis samaawaati wal ardli illaa aatir rahmaani ‘abdan. Laqad ahshaaHum wa ‘addaHum ‘addan (“Tidak seorang pun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada [Rabb] Yang Mahapemurah selaku seorang hamba. Sesungguhnya Allah telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.”) Yaitu, sesungguhnya Dia Mahamengetahui jumlah mereka sejak mereka diciptakan hingga hari Kiamat, baik laki-laki maupun perempuan, baik kecil maupun besar.

Wa kulluHum aatiiHi yaumal qiyaamati fardan (“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari Kiamat dengan sendiri-sendiri.”) Yaitu tidak ada yang menolong dan melindungi kecuali Allah yang Mahaesa yang tidak ada sekutu bagi-Nya.
Dia menghukum makhluk-Nya sesuai kehendak-Nya. Dia Mahaadil yang tidak akan mendhalimi seberat biji dzarrah pun, tidak juga mendhalimi seorang pun.

Bersambung
sumber :https://alquranmulia.wordpress.com/2015/07/25/tafsir-ibnu-katsir-surah-maryam-ayat-88-95/
Share:

Related Posts:

No comments:

Post a Comment

Jadwal Sholat

jadwal-sholat

LISTEN QURAN

Listen to Quran

Popular Posts

Blog Archive

Pages